JEJARING ALIRAN (flownet)


LAPORAN PRAKTIKUM                                  Hari/Tanggal    : 07 Desember 2016
HIDROLOGI                                                        Dosen              : Sisi Febriyanti Muin , M.Si
                                                                               Asisten            : Orita Mega Delani

                                                                                                        


JEJARING ALIRAN
(flownet)




RIZKI SILVIANA
J3M115099


 









TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016





PENDAHULUAN


Latar Belakang
Flownet adalah representasi grafis dari dua dimensi maupan aliran air tanah melalui akuifer. Pembangunan flownet yang sering digunakan untuk memecahkan masalah aliran air tanah di mana geometri membuat solusi analitis praktis. Metode ini sering digunakan dalam teknik sipil, hidrogeologi atau mekanika tanah sebagai cek pertama untuk masalah aliran bawah struktur hidrolik seperti bendungan atau dinding sheet pile ( Cholil, Munawar.1998)
            Flownet merupakan peta yang berisikan kontur air tanah dan arah aliran air tanah. Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai tinggi muka air tanah sama. Peta ini dihasilkan dari interpolasi titik-titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui sebelumnya. Arah aliran air tanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur muka air tanah tinggi ke muka air tanah rendah (Todd, 1980) dalam Harianja, Suyarto, Nuarsa, 2014.
Aliran dalam media berpori dapat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan, perbedaan tekanan ini kemudian ditransformasi menjadi energi kinetik aliran air. Ekipotensial adalah suatu garis sepanjang mana tinggi potensial di semua titik pada garis tersebut adalah sama. Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial yang dinamakan jaringan aliran (flownet). Penggunaan metode flownet selain dapat menunjukkan arah gerakan air tanah, juga digunakan dalam menganalisis rembesan air tanah. Dengan mengetahui pola ditribusi kontaminan pengendalian, pengelolaan dan meminimalkan dampak penyebaran dapat dilakukan dengan metode remediasi yang tepat untuk tanah maupun air tanah yang telah tercemar (Ratelembang, 2015)
Kegunaan flownet sendiri dapat digunakan sebagai  memprediksi arah pencemaran air tanah, m   enentukan debit dan volum (potensi) air tanah di daerah tertentu mengetahui daerah tangkapan (recharge) dan daerah pemanfaatan (discharge) mengetahui perubahan pola aliran atau anomali karena penurapan air tanah (Riyadi, Agung dan Kusno Wibowo.2007)


Tujuan
            Mengetahui dan mempelajari aliran jejaring (flownet dengn menggunakan software surfer), serta menentukan daerah tangkpn dan penerapan penggunaan air tanah, serta menentukan sistem air tanah.




BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan

              Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Data bujur barat, lintang selatan dan elevasi yang didapat dari GPS, serta seperangkat computer dan software Surfer 10.0.


Prosedur Kerja

1.   Menggubah data koordinat BB dan LS dalam jam.
      Contoh BB 60101’’ = -(6+10/60+1/3600) LS 106030’18.1’ = (106+30/60+18.1/3600)
2.   Kolom BB sebagai sumbu x dan kolom LS sebagai sumbu y, sedangkan elevasi sebagai sumbu z
3.   Tampilkan dalam excel hanya sebagai data seperti berikut (huruf dalam software tidak dapat terbaca)

-6.166944444
106.505
40
-6.125027778
106.5273
31
-6.172916667
106.5254
36
-6.064166667
106.5134
18
-6.099833333
106.3664
27
-6.169777778
106.4371
32
-6.150416667
106.4017
31
-6.295916667
106.5307
30
-6.313111111
106.7772
20
-6.078361111
106.4489
15
-6.092222222
106.5529
18
-6.062722222
106.3892
17
-6.304000000
106.4984
73
-6.121361111
106.429
29
-6.129333333
106.6026
30
-6.141222222
106.585
25
-6.047138889
106.6645
23
-6.056055556
106.619
26
-6.071944444
106.6759
25

4.   Simpan dokumen dengan format pada Ms.Excel


Langkah menggunakan software Surfer :
1.      Buka software dan pilih menu Grid-data
2.      Pilih data excel yang disimpan dan OK
3.      Masukkan data pada sumbu x,y dan z. Akan ada tampilan griding report. Data yang tersimpan dalam bentuk GRID yang nantinya akan diolah lebih lanjut
4.      Untuk memunculkan kontur bisa digunakan dengan toolbar New Contour Map,
Pilih GRID yang sudah dibuat.
5.      Untuk menampilkan flownet. Klik kanan pada gambar kontur, pilih add dan grid vector layer dan pilih GRID yang dibuat selanjutnya
6.      Tampilan 3D dapat dipilih dengan memilih toolbar New 3D Surface
7.      Pilih GRID sebelumnya
8.      Untuk mendapatkan kontur,3D dan flownet lakukan perintah pada poin 5.





9.       
HASIL DAN PEMBAHASAN




Gambar 1. Bentuk flownet dalam 2D



Gambar 2. Bentuk flownet dalam 3D


Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat dua gambar flownet dalam dimensi yang berbeda. Pada gambar dua dimensi dapat dilihat bahwa pada gambar ini sangat jelas terlihat arah aliran air sungainnya , dan terlihat dengan jelas juga posisi hulu dan hilirnya ada disebelah mana saja, tetapi kekurangan dari gambar dua dimensi tidak terlihat posisi ketinggian dari masing – masing garis kontur hanya ditunjukan melalui angka – angka saja. Sedangkan pada gambar tiga dimensi ketinggian kontur dapat dilihat tidak hanya berdasarkan angka saja tetapi juga dapat dilihat karena menggunakan tampilan tiga dimensi yang lebih terlihat nyata, dan pada gambar tiga dimensi lebih mudah menentukan lokasi hulu dari suatu aliran sungai, tetapi ada sedikit kekurangan pada tampilan tiga dimensi yaitu aliran arusnya tidak terlihat sejelaspada gambar dua dimensi.
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan.
Flownets adalah suatu peta atau konstruksi yang berisikan peta kontur air tanah  (equipotential line) dan peta aliran tanah (streamlines). Garis kontur air tanah adalah garis yang menghubungkian tempat-tempat yang mempunyai kedalaman muka air tanah  (hydraulic head) yang sama. Pada gambar dua dimensi, garis dapat dikonstruksi dengan menghubungkan dua titik yang mempunyai kedalaman air tanah yang sama. Biasa juga disebut equipotential line, karena pada tempat yang mempunyai kedalaman muka air tanah yang sama, otomatis mempunyai besar energi potensial airtanah yang sama. Peta aliran air tanah dibuat berdasarkan peta kontur air tanah pada gambar dua dimensi.
Secara alami, aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90º ) kontur air tanah pada kondisi akuifer yang homogen dan isotropis karena pengaruh potensial gravitasi dan mempunyai arah aliran dari muka air tanah (hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang lebih rendah. Flownets atau jaring airtanah yang ideal mempunyai bentuk bujur sangkar dengan luas yang relatif sama
Warna pada setiap kontur gambar dua dimensi mendandakan bahwa daerah tersebut memiliki ketinggian yang berbeda – beda. Warna ungu muda menunjukan ketinggian 22 meter, warna jingga menandakan ketinggian sekira 32 meter, warna merah muda menunjukan ketinggian sekitar 62 meter, sedangkan pada warna merah menunjukan ketinggian 70 meter. Sedangkan pada gambar tiga dimensi dapat diketahui posisi hulu dan hilirnya pada warna merah dengan ketinggian 70-15 meter. Warna merah menunjukan ketinggian 60-70 meter, warna biru tua menunjukan ketinggian 45-60 meter, warna jingga mencirikan ketinggian sekitar 30-40 meter, warna ungu menandakan ketinggian 20-30 meter, Warna hijau menunjukkan ketinggian 15-20 meter.
Gambar dua dimensi jaringan aliran bergerak ke bawah, ada yang dari kanan ke kiri. Arah aliran merupakan arah jalannya air di suatu permukaan dan dapat diperkirakan sebagai jalannya air didalam tanah.




KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa lownet atau kontur air tanah, menunjukkan permukaan airtanah memiliki ketinggian yang sama dan arah aliran airtanah yang berbeda - beda. Perbedaan intensitas peresapan air hujan pada bentukan morfologi yang berbeda akan menyebabkan variasi kedalaman muka air tanah. Pada hasil pegolahan data flownet gambar dua dimensi dapat diketahui nilai hulu ke hilir sekiar 70-22 meter,sedangkan pada gambar tiga dimensi nilai hulu ke hilir sekitar 70-15 meter.






DAFTAR PUSTAKA

Cholil, Munawar.1998. Analisis Penurunan Muka Airtanah Di Kotamadya Surakarta. Forum
Geografi No. 23/XII.
Harianja, Juita, R. Suyarto, I Wayan Nuarsa.2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG)
untuk Pemetaan Akuifer di Kota Denpasar. Jurnal Agroteknologi Tropika Vol. 3, No.4, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.
Putranto, Thomas Triadi dan Kristi Indra Kusuma.2009.Permasalahan Airtanah pada
Daerah Urban. Jurnal Teknik-Vol. 30 No. 1 (Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik Undip).
Ratelembang, Elpina.2015. Studi Pemodelan Aliran Kontaminan Pencemar Merkuri (Hg)
pada Tanah Pasir dengan Metode Uji Laboratorium Menggunakan Tangki
Permeabilitas. Jurnal Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Hassanudin, Makasar.
Riatika, Meyra.2012. Pengelolaan Airtanah Berbasis Konservasi di Recharge Area Boyolali
(Studi Kasus Recharge Area Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah). Jurnal Ilmu
Lingkungan, Vol. 9 (2): 86-97.
Riyadi, Agung dan Kusno Wibowo.2007.Karaktertistik Airtanah di Kecamatan Tamansari
Kota Tasikmalaya. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 8 No.3


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN CURAH HUJAN WILAYAH

laporan praktikum hidrologi PERMEABILITAS