laporan praktikum hidrologi PERMEABILITAS
LAPORAN PRAKTIKUM Hari/Tanggal : 30 November 2016
HIDROLOGI Dosen : Sisi Febriyanti Muin , M.Si
Asisten : Orita Mega Delani
PERMEABILITAS
RIZKI
SILVIANA
J3M115099
TEKNIK
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah
adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga
ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu
titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang
memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu yang disebut
permeabilitas tanah. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan
kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat
menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air aliran
(Suharta dan Prasetyo.1986)
Permeabilitas
tanah adalah kemampuan tanah untuk meneruskan air atau udara. Permeabilitas
umumnya diukur sehubungan dengan laju aliran air melalui tanah dalam suatu
waktu dan umumnya dinyatakan dalam cm/jam (Foth,1994).
Permeabilitas juga merupakan
pengukuran hantaran hidraulik tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori
kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara
kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan
bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini
sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan
hantaran hidraulik didasarkan pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah dianggap
sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam.
Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap mempunyai kecepatan yang
sama. Sifat fisik tanah yang paling penting adalah kapasitas menahan air yang
tersedia, yang berkaitan dengan kedalaman daerah perakaran, tekstur tanah dan
kandunan bahan organik. Indikator tentang kondisi drainase juga penting (Sitorus,1980) faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas
tanah anatara lain porositas, distribusi ruang pori, tekstur, stabilitas
agregat. Struktur tanah dan kadar bahan organik tanah ditegaskan lagi bahwa
hubungan utama terhadap permeabilitas adalah distribusi ruang pori. (Hillel,1986)
Tujuan
·
Mahasiswa dapat memahami konsep akuifer
batuan
·
Mahasiswa dapat menentukan koefisien
permeabilitas batuan atau tanah pada konsep (constant head) dengan menggunakan permeameter
BAHAN DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu permeameter, stopwatch, alat
tulis, ember, gayung, botol pemancar (air), gelas beker, kain kassa, sealtape
(bahan penutup ataupenyumbat kebocoran).
Prosedur Kerja
1.
Siapkan
semua alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan
2.
Ambil
tabung permeameter B dan masukkan ke dalam tanah dengan bantuan pemukul kayu
3. Rangkaikan seluruh
peralatan seperti pada gambar 1
4.
Masukkan air ke
corong / wadah air ( C ), hingga ketinggian tertentu dan dijaga agar tinggi
muka airnya tetap selama percobaan berlangsung
5. Angkat
tabung beserta tanah di dalamnya dengan hati-hati (dengan bantuan cangkul),
agar tanah tidak lepas.
6. Tabung
permeameter diberi alas kassa, dan bagian antara tabung dengan penutup diberi
sealtape atau bahan lain agar tidak terjadi kebocoran pada saat air mengalir
7.
Tunggu hingga air
meresap dan menetes ke dalam gelas ukur (D), tetesan pertama dicatat sebagai
to.
8.
Setelah air di
gelas ukur (D) mencapai volume tertentu, catat waktu sebagai tn dan
volume airnya diukur
9. Hitung harga
koefisien permeabilitasnya dan jelaskan berdasar data yang ada sifat fisik
contoh tanah tersebut
10. Ulangi percobaan
sebanyak 5 kali untuk jenis tanah yang sama, dengan cara, membuang air dalam
gelas ukur dan percobaan diulang mulai langkah 5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Data Hasil
Gradien Hidrolik : pendorong gerakan air dalam tanah
Percobaan
|
Material
|
Q
in
|
h1
|
h2
|
L
|
A
|
a
|
Q
out
|
i
|
K1
|
K2
|
1
|
Tanah + Kerikil
kecil
|
34,29
m/s
|
50
cm
|
24
cm
|
95
cm
|
45,58
cm2
|
2,5
cm2
|
29,55
m/s
|
0,27
m/s
|
14,36
m/s
516,96
m/ hari
|
0,443
m/s
15,948 m/hari
|
Permeabilitas
merupakan hubungan antara waktu dan penurunan air. Cepat atau lambatnya
permeabilitas tergantung dari sifat tanahnya. Pada tanah yang diukur permeabilitasnya,
terdapat beberapa lapisan yang memengaruhi nilai permeabilitas. Semakin lama
waktu, maka akan semakin lambat tingkat permeabilitasnya karena tanah menjadi
semakin jenuh. Dalam hal ini, permeabilitas yang dilaksanakan kali ini sesuai
dengan pernyataan tersebut. Semakin lama penurunan semakin lambat karena tanah
semakin jenuh (Susilo & Pratomo,2006)
Permeabilitas
sangat dipengaruhi oleh tekstur, struktur, porositas, viskositas dan
gravitasi. Tekstur sangat
mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini karena air yang meresap pasti akan
melewati atau melalui tekstur tanah tersebut. Sebagai contoh adalah tanah yang
bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dan tanah yang bertektur liat akan
lebih lambat dalam meloloskan air. Struktur juga mempengaruhi permeabilitas, semakin
banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah
tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan sulit di tembus oleh air
dari pada tanah yang berstruktur remah. Porositas
atau ruang pori merupakan rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau
udara. Pori sangat menentukan dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori
dalam tanah, maka semakin cepat permeabilitasnya. Viskositas juga dengan
kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit juga air untuk
menembuas tanah tersebut.
(Leosejati,2009)
Gaya
gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah,
karena kecepatan air meresap ke dalam tanah juga dipengaruhi oleh kekuatan
gravitasi bumi di suatu tempat untuk menarik molekul air tersebut. Hasil dari
praktikum permeabilitas yang telah dilaksanakan adalah sekitar K1
516,96 m/hari dan pada K2 15,948
m/hari. Angka tersebut termasuk
besar karena termasuk dalam koefisien permeabilitas untuk jenis tanah kerikil halus dan pasir menengah.
Berdasarkan dari data yang didapat bahwa
nilai K1
sekitar 14,36 m/s kemudian diubah menjadi 516,96 m/hari atau setara dengan kerikil
halus 450 m/hari. Sedangkan nilai K2
sekitar 0,443 m/s diubah menjadi 15,948m/hari atau setara dengan pasir menengah.
Semakin besar angkanya permeabilitas
maka semakin baik untuk produksi. Hal ini biasanya terjadi pada jenis Tanah +
Kerikil kecil yang kasar dan sebaliknya jika tanahnya semakin halus produksinya
juga berkurang dan hanya bisa ditumbuhi oleh tumbuhan tertentu saja ( Intania,2010)
Kendala yang dialami saat melaksanakan
praktikum kali ini yaitu dikarenakan jumlah alat yang terbatas dan kondisi
cuaca yang gerimis membuat proses praktikum sedikit terhambat.
KESIMPULAN
Berdasarkan
Hasil praktium dapat
disimpulkan bahwa perhitungan
koefisien permeabilitas dengan metode constant
head bahwa nilai K1 yang di dapat sebesar 516,96
m/hari. Nilai K tersebut merupakan nilai K
untuk kategori kerikil halus. Sedangkan
nilai K2 sebesar sebesar 15,948 m/hari, nilai ini menunjukan bahwa material tanah yag digunakan masuk
kedalam kategori Pasir menengah. Semakin luas suatu ruang, maka semakin tinggi
nilai koefisien permeabilitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Intania.2010.Kimia lingkungan.Bogor:Institut
Pertanian Bogor.
Leosejati.2009.HidrologiDasar.http://leosejati.blogspot.com/2009/01/hidrologidasar1.html[13,oktober,2010:20.30].
Susilo & Pratomo.2006.Kajian Karakteristik
Daerah Aliran Sungai Dari Analisis Morfometri. Pertemuan Ilmiah Tahunan III
– T. Geomatika ITS:hal 74.
Suharta
dan Prasetyo.1986. Sifat dan Ciri Tanah.
Bogor:Institut Pertanian Bogor.
Komentar
Posting Komentar