laporan praktikum hidrologi MORFOMETRI DAS
LAPORAN PRAKTIKUM Hari/Tanggal : 19 Oktober 2016
HIDROLOGI Dosen : Sisi Febriyanti Muin , M.Si
Asisten : Prahditya Riskiyanto
Orita Mega Delani
MORFOMETRI
DAS
RIZKI
SILVIANA
J3M115099
TEKNIK
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah
suatu wilayah daratan yang cenderung topografinya dibatasi oleh punggung –
punggung gunung (batas topografi) sebagai tempat penampungan dan penyiraman air
hujan yang kemudian menyalurkannya (air, sendimen, dan unsur hara) ke muara
(laut) melalui sungai utama (outlet).
DAS merupakan bentuk dari kumpulan
berbagai jenis sungai pada suatu tempat tertentu pada kurun waktu tertentu
pula. Penamaan DAS biasanya memakai nama sungai utama atu sungai yang memiliki
lebar dan panjang yang lebih dibandingkan sungai lainnya. Wilayah daratannya
disebut daerah tangkapan air (DTA atau Catchnebt Area) yang merupakan suatu ekosistem
dengan sumberdaya alam (air, tanah, dan vegetasi) dan ada semberdaya manusia
sebgai pemanfaat sumberdaya alam. (Slamet, 2013)
DAS berfungsi sebagai satu kesatuan
bentang lahan, sebagai tempat berlangsungnya proses hidrologi untuk mengubah
input menjadi output, sebagai tempat interaksi atau interelasi antara komponen
– komponen ekosistem.
Pola aliran sutau sungai besar dapat
terbentuk oleh sungai – sungai yang lainnya secara bersama –sama mengalirkan
atau mengeringkan air membuat jaringan kerja drainase. Dalam suatu DAS, sungai
– sungai (baik utama maupun cabang) secar keseluruhan membentuk suatu pola
jaringan. Umumnya dipengaruhi oleh struktur geologi daerah. Pola aliran DAS
tidak selalu sama antara DAS yang satu dengan DAS lainnya, bahkan dalam satu
DAS dapat terbentuk beberapa pola aliran yang dikendalikan oleh struktur
geologi seperti kekar, jenis kemiringan lapisan, lipatan dan lain sebagainya. (Nugroho,
S. 2013)
Menurut penelitian yang dilakukan
dalam skala DAS, pola aliran berpengaruh terhadap kerapatan dalam menentukan
besar debit puncak dan waktu lamanya. Arthur D.Howard telah mengklasifikasikan
pola aliran sungai dalam beberapa kategori yaitu, pola dasar, modifikasi pola
dasar, dam gabungan modifikasi pola dasar. Dengan demikian setiap pola
mencerminkan struktur dan proses yang mengontrolnya.
Morfometri DAS merupakan ukuran
kuantitatif karakteristik DAS yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu
daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses pengarusan (drainase) air hujan
yang jatuh di dalam DAS. Parameter tersebut adalah luas DAS, bentuk DAS,
jaringan sungai< kerapatan aliran, pola aliran, dan gradient kecuraman
sungai.
Tujuan
Untuk mengetahui dan menganalisis Morfometri
DAS.
BAHAN DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum kali ini yaitu peta jaringan sungai, peta rupa bumi
bakosurtanal skala 1:25.000 , kertas kalkir, penggaris, kalkulator, dan alat
tulis lainnya.
Prosedur Kerja
1. Langkah awal yaitu mengambarkan peta jaringan
2. Menentukan orde sungai dari peta jaringan
berdasarkan metode
3. Penentuan dan perhitungan panjang sungai tiap – tiap
orde dengan peta jaringan sungai
4. Menetukan panjang rata – rata tiap orde dan
menetukan panjang maksimum sungai
5. Penentuan luas DAS tiap – tiap orde dengan Map
Algebra
6. Menghitung rasio percabangan, rasio panjang dan
rasio luas
7. Menentukan dimensi fraktannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel
1. Penentuan Orde Sungai Peta Jaringan.
NO
|
PEUBAH
|
SATUAN
|
DAS
|
1
|
Orde
1
|
Buah
|
10
|
Panjang
total (Km)
|
4,825
|
||
Orde
2
|
Buah
|
5
|
|
Panjang
total (Km)
|
5,4
|
||
Orde
3
|
Buah
|
4
|
|
Panjang
total (Km)
|
1,7
|
||
dst
|
-
|
||
2
|
Rasio
percabangan (Rb) 1
|
2
|
|
Rasio
percabangan (Rb) 2
|
1,25
|
||
3
|
Rasio
panjang (RL) 1
|
1,12
|
|
Rasio
panjang (RL) 2
|
0,31
|
||
4
|
Luas
(A)
|
Km2
|
13,01
|
5
|
Dimensi
fractal (d1)
|
Km
|
6,12
|
Dimensi
fractal (d2)
|
Km
|
-0,19
|
|
6
|
Panjang
sungai utama
|
Km
|
15,3685
|
7
|
Kerapatan
sungai
|
Km/km2
|
0,5183
|
Penentuan morfometri
DAS terlebih dulu harus mengetahui orde sungai mulai dari orde satu sampai orde
satu sampai selanjutnya, kerana jika dilihat dari pengertian morfometri DAS itu
sendiri adalah pengembangan atau melakukan analisi terhadap orde sungai.
Seperti yang disebutkan oleh chow (1964) bahwa penetapan orde sungai
diklasifikasi oleh Horton dan dimodifikasi oleh Strahler yaitu aliran sungai
yang paling ujung tidak mempunyai anak sungai yang paling ujung tidak mempunyai
anak sungai disebut orde pertama, jika dua aliran dari orde yang sama bergabung
akan membentuk orde setingkat lebih tinggi, dan jika dua orde yang berbeda
bergabung akan membentuk aliran yang mempunyai ordr paling besar.
Setelah orde sungai didapat panjang sungai diukur
menggunakan benang. Benang digunakan dalam pengukuran karena sifatnya yang dapat
duibah – ubah bentuknya memudahkan dalam mengukur alur sungai, tidak seperti
penggrais yang kaku. selanjutnya hasil pengukuran dikonversi ke dalam satuan Km
dengan skala yang pada peta sekitar 1:25000. Hasil yang didapat dari pengukuran
panjang tiap – tiap orde yaitu 4,825 km (orde 1) , 5,4 km (orde 2), dan 1,7
(orde 3). Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa orde 2 memiliki nilai
yang paling besar hal ini berarti anak sungai yang ada lebih panjang dan
banyak. Sedangkan nilai paling kecil adalah pada orde 3.
Berdasarkan hasil yang
didapat nilai Rb (1) dengan nilai 2, Rb (2) dengan nilai 1,25, kemudian nilai
RL (1) senilai 1,12dan RL (2) senilai 0,31. Dari nilai yang diperoleh Rb (1)
dan Rb(2) juga RL(1) dengan RL (2) memiliki nilai yang berbeda – beda. Hal ini
disebabkan karena percabangan dan panjang antara orde 1 dan orde lainnya
berbeda. Rasio panjang dan rasio percabangan mengikuti geometri sungai
tersebut. Chow (1904) menyebutkan bahwa nilai Rb tidak sama dari tiap – tiap
orde saru dengan yang lainnya dikarenakan adanya variasi dari bentuk atau
geometri sungai tersebut. Nilai Rb dalam kondisi normal adalah 3 – 5, rasio
panjang 1,12 - 0,31 sedangkan luas 13,01.
Dimensi fractal dihitung untuk mengetahui pengaruhi
karakteristik DAS terhadap debit puncak dan waktu mencapai debit puncak.
Dimensi fractal yang digunakan untuk perhitungan panjang sungai utama (L) adalah
nilai dari dimensi fractal sungai utama. Dimensi fractal yang digunakan pada
aliran DAS ini adalah dimensi fractal orde 2, karena orde terakhir adalah orde
3.
Bentuk DAS dari hasil yang diperoleh memiliki bentuk bulu
burung. Sedangkan kerapatan untuk mengetahui daya penampungan sementara dari
DAS. kerapatan jaringan sungai yang didapat yaitu sebesar 0,5183 km/km2.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1993) nilai kerapatan sungai sekitar 0,30 –
0,50 dan dianggap sebagai indeks yang menunjukan keadaan topografi dan geologi
dalam daerah aliran.
Karakteristik dari sungai Cipamingkis yaitu ditinjau dari kualitas perairannya, perbedaan
karakteristik kualitas air pada musim kemarau dan musim hujan sangat tinggi,
karena dipengaruhi oleh besarnya perbedaan debit air yang mengalir. Konsentrasi
BOD pada musim kemarau dan musim hujan mempunyai perbedaan yang sangat tinggi ,
karena pada musim kemarau konsentrasi BOD meningkat dan konsentrasi suspended
solid (SS) turun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
morfometri DAS yang diamati memiliki panjang orde sungai rata – rata sekitar
3,975 km, luas DAS 13,01 km2, dimensi fractal rata – rata 2,965 dengan
kerapatan DAS 0,5183 km/km2 dan panjang sungai utama 15,3685 km2. Daerah yang
terukur merupakan daerah yang permeable.
DAFTAR
PUSTAKA
Chow, V.T. 1964. Handbook of applied Hydorology. Mcgraw-Hill.
New York.
Horton, R.E. 1945. Erosional Development of streams and their
drainage basic : Am.Bull
Nugroho, S. (2013, 18
oktober). Respon morfomtri dan penggunaan
lahan DAS terhadap
banjir bandang (studi kasus bencana
banjir disunagi bohorok). Diambil kembali dari http://sirrma.bppt.go.id
Slamet, (2013) model
hidrologi satuan sintetik menggunakan parameter morfometri
Sosrodarsono suyono,
Takeda kensaku. 1993. Bendungan Type
urugan. Jakarta : pradnya
Komentar
Posting Komentar