PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR
Laporan
Praktikum Hari/tanggal : 21 November 2017
Pertanian
Organik Kelas/Prak/Kel :
B/1/3
Dosen : Dr.Ir. Muhadiono. M.Sc
Yoscarini SHut,
M.Si
Asisten : Fany Nurul Fatimah,
A.Md
Tria Fransiska, A.Md
PENGARUH
MEDIA TANAM TERHADAP
PERTUMBUHAN
TANAMAN SAYURAN DENGAN
TEKNIK VERTIKULTUR
Rizki Silviana
(J3M115099)
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pertanian perkotaan merupakan
sebuah upaya pemanfaatan ruang minimalis yang terdapat di perkotaan supaya
dapat menghasilkan produksi yang diinginkan. Produksi ini berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan pangan. Jarak perkotaan yang jauh dari sumber produksi
pangan, Keterbatasan lahan, jarak perkotaan yang jauh dari sumber produksi
pangan bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk mengaktualkan potensi nilai
ekonomi yang dimiliki lahan perkotaan. Hal yang bisa dilakukan penanaman dengan berbagai cara seperti vertikultur
(menggunakan media pot/paralon yang disusun secara vertikal.
Vertikultur adalah sistem tanam di
dalam pot yang disusun/dirakit horisontal dan vertikal atau bertingkat pada lahan terbatas atau halaman rumah. Untuk
media tanam vertikultur ini gunakan campuran tanah, kompos, dan sekam.
Pupuk dan pestisida yang biasa digunakan
bahan dan pola organik.
Kelebihan sistem pertanian
vertikultur yaitu efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya
lebih banyak dibandingkan sistem
konvensional, penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, kemungkinan tumbuhnya
rumput dan gulma lebih kecil, dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman
diletakkan dalam wadah tertentu, mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman.
Model dan bahan untuk membuat wadah
vertikultur sangat banyak, disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Bahan
untuk wadah tanaman selain bambu dapat juga digunakan paralon, dan kaleng bekas. Tanaman yang akan dikembangkan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi. Namun diusahakan untuk menanam tanaman yang
memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, atau tanaman semusim, seperti
selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang
panjang, mentimun, ataupun bunga-bungaan seperti petunia.
Media tanam
adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran, dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur
hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, pupuk
kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul,
dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki
kemapuan untuk mengikat unsur hara, dan memulai air unsur hara dapat diserap
oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk
menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan
penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Campuran
media tanam kemudian dimasukkan ke dalam
pipa paralon hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat
digunakan kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir).
Media tanam di dalam pipa paralon diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air
mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan bernafas. Oleh karena itu, untuk mengetahui
pengaruh media tanaman terhadap pertumbuhan tanaman maka dilakukanlah praktikum
ini.
1.1
Tujuan
Tujuan dari praktikum kali
ini adalah:
1.
Mengetahui pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan tanaman sayuran.
2.
Mengetahui kandungan potensi kotoran
ternak untuk membantu pertumbuhan tanaman
3.
Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan tanaman.
1.2
Manfaat
Praktikum ini memberikan
manfaat mengenai pemanfaatan kotoran ternak dan pengaplikasian teknik
vertikultur dalam teknik penanaman sehingga dapat diaplikasikan dalam sistem
bertani di Indonesia.
II METODOLOGI
2.1
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada
praktikum tanaman sayuran dengan
teknik vertikultur antara lain pipa paralon, tali untuk menggantungkan pipa
paralon, sekop, ember, dan cangkul. Bahan yang dibutuhkan untuk yaitu tanah,
bibit caisin, bayam merah, timun, kangkung dan lainnya.
2.2 Metode Kerja
Alat-alat disiapkan, kemudian gunakan cangkul untuk mengambil tahan di lahan sekitar
kebun lingkungan, setelah tanah diambil dan dimasukan ke dalam pipa paralon.
Kelompok 3 tidak melalukan perlakuan pada media tanamnya, hanya menggunakan 100
% tanah. Setelah tanah terisi penuh di dalam paralon ditambahkan biji tanaman
kapri. Kemudian dilakukan penyiraman dan pengamatan setiap minggunya. Jika ada
tanamanan yang tidak tumbuh atau mati maka dilakukan penyulaman.
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah
dilakukan maka didapat hasil seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 1 Laju pertumbuhan tanaman
sayuran kapri dengan media tanah 100 % selama 4 minggu (data kelompok 3)
|
Minggu
ke 1
|
Minggu
ke 2
|
Minggu
ke 3
|
Minggu
ke 4
|
||||||||
Tinggi
(cm)
|
∑daun
(helai)
|
Ket
|
Tinggi
(cm)
|
∑daun
(helai)
|
Ket
|
Tinggi
(cm)
|
∑daun
(helai)
|
Ket
|
Tinggi
(cm)
|
∑daun
(helai)
|
Ket
|
|
P1
|
0
|
0
|
Tanaman
kapri belum ada yang tumbuh tumbuh.
|
0
|
0
|
Tanaman kapri tidak
ada yang tumbuh dan beberapa biji busuk sehingga dilakukan penyulaman dengan
biji caisim.
|
0
|
0
|
Tanaman caisim belum
ada yang tumbuh
|
0
|
0
|
Tanaman caisim tidak
ada yang tumbuh
|
P2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||||
P3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||||
P4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||||
P5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||||
P6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3.2 Pembahasan
Sayuran merupakan salah
satu sumber vitamin dan mineral essensial yang dibutuhkn oleh tubuh manusia,
selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat bagi tubuh berfungsi
untuk membantu memperlacar pencernaan dan mencegah kanker (Haryanto, dkk 2006).
Salah satu jenis sauran daun yang banyak digemarin masyarakat adalah caisim (Brassica juncae L.) kandungan caisim
antara lain 0,07 mg vitamin B1, 0,5 mg vitamin B2, 180 mg kalium, dan 100 mg
natrium. Untuk mengetahui pertumbuhan
caisim pada media vertikultur dilakakukan lah praktikum kali ini.
Berdasarkan praktikum vertikultur
yang telah dilakukan dengan perlakuan 100% tanah pada tanaman kapri tidak
tumbuh. Pada minggu pertaman penanaman kapri setelah disiram dan diamati tidak
ada tanaman yang tumbuh dan begitu juga pada minggu ke dua pengamatan tidak ada
tanaman kapri yang tumbuh. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah serta
tidak adanya penambahan pupuk pada media taman vertikultur kelompok 3. Setelah
2 minggu penanaman kapri dan tidak mendapatkan hasil maka kelompok 3 melakukan
penyulaman tanaman dengan mengganti tanaman kapri menjadi caisim. Setelah
dilakukan penyiraman dan perawatan media tanam vertikultur, tanaman caisim
belum ada yang tumbuh. Pada minggu ke empat praktikum berlangsung tanaman
caisim kelompok 3 belum ada yang tumbuh dan pada akhir praktikum taman caisim
yang ditanam tidak ada yang tumbuh sama sekali.
Caisim mempunyai daun
yang panjang dan daunnya berbentuk lonjong. Caisim dapat ditanam sepanjang
tahun di daerah beriklim subtropis dan tropis pada suhu optimal 25 – 36 ◦C.
pemberian cahaya dan darinase yang baik serta jenis tanah lempung berpasir atau
lembung berliat yang subur baik untuk pertumbuhan tanaman caisim, kemasaman
tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman caisim antara pH 5,5 – 6,5. Kelembaban
media pertumbuhan yang baik dapat mendukung pertumbuhan tanaman caisim yang
cepat. Penyiraman air dua sampai tiga kali sehari diperlukan untuk mendukung
pertumbuhn tanaman muda caisim (Hakim. 1986).
Agar tumbuh optimal
tanaman caisim harus ditnam dilahan yang memiliki unsur hara makro dan mikro
yang cukup tinggi dan kondisi tanah yang gembur, salah satu unsur hara yang
sangatdibutuhkan untuk sayuran ini adalah unsur nitrogen, karena membantu
pembentukan protein, asam nukleat, dan klorofil yang berguna dalam proses
fotosintesis. Selain membutuhkan unsur hara mikro dan makro, tanamn caisim juga
membutuhkan pupuk denga unsur nitrogen cukup tinggi agar sayuran dapat tumbuh
baik, lebih renyah, segar dan enak dimakan. (Haryanto,dkk 2006).
Berdasarkan literarur
yang ada dapat menjelaskan mengapa tanaman caisin tidak dapat tumbuh pada saat
praktikum penanaman caisim, hal ini dikarenakan kolompok 3 tidak menggunakan
pupuk dalam perawatan tanaman caisim, hanya menggunkan tanah dengan konsentrasi
100%. Selain itu yang menyebabkan tanaman caisim tidak tumbuh adalah jenis
tanah yang ada di daerah bogor tidak sesuai dengan kondisi tanah yang baik
untuk menanam caisim sperti penjelasan sebelumnya. Kondisi tanah di Bogor umumnya
jenis tanah latosol merah yang memiliki kandunagn unsur hara makro dan mikro
yang rendah. Berdasarkan literature yang ada menjelaskan bahwa tanah di Bogor
kurang bagus ditanamin caisim. Akan tetapi kekurangan unsur hara pada tanah di
daerah Bogor dapat dibantu dengan pemeberian pupuk, baik pupuk organik maupun
anorganik. Penambahan unsur nitrogen dalam tanah dapat dengan pemberian bahan
organik untuk meningkatkan produktivitas tanah. Pemberian bahan organik
diharapkan dapat memperbaiki kondisi fisik, kimia maupun biologi tanah sehingga
respon tanah terhadap pemeberian pupuk dapat ditingkatkan, serta dibutuhkan
perawatan ekstra dalam menanam caisin di daerah Bogor. (Sarief, 1989).
Pupuk dasar yang baik
adalah pupuk kandnag atau kompos. Pupuk kandnag diberikan setelah 7-10 hari
penaburan dolomit. Pupuk kandang akan membantu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman caisim, dikarenakan caisim merupakan jenis tanaman yang menbutuhkan
banyak unsur hara pada tanah. Selain itu unsur hara dapat menjaga kelembaban
didalam tanah sehingga tanaman caisim dapat bernafas dengan baik dan mampu
menyerap air secara optimal. (Lingga.
1986).
IV.
PENUTUP
4.1 Simpulan
·
Berdasarkan
praktikum prngaruh media tanam terhadap pertmbuhan tanaman sayuran dengan
teknik vertikultur ini, maka dapat disimpulkan bahwa media tanam sangat
berpengaruh pada pertumbuhan sayuran, karena media adalah komponen utama dalam
tahap pertumbuhan tanaman. Media tanah yang baik yaitu dengan menyediakan
kelembaban yang baik pada tanah serta memiliki ketersediaan unsur hara yang
baik.
·
Pada pupuk
kotoran sapi memiliki unsur hara yang tinggi, tetapi hal ini dipengaruhi oleh
jenis pakan sapi, cara pembuatan pupuk, cara penyimpanan, cara pengolahan serta
pemakaiannya. Kotoran ternak mengandung unsur N yang tinggi sehingga dapat
merangsang pertumbuhan vegetasi tanaman lebih cepat dan bermanfaat pada proses
minerallisasi melepaskan hara dengan lengkap, sehingga dapat meningkatkan
kandungan nutrisi didalam tanah.
·
Penanaman
menggunakan teknik vertikultur memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
yaitu tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat menggunakan barang- barang
bekas sebagai media tanamnnya, tidak banyak gulma dan kekurangan dari teknik
vertikultur ini yaitu membutuhkan perawan yang ekstar, harus mendapatkan
sinarmata hari yang baik serta harus dilakukan pemberian pupuk secara teratur.
4.2 Saran
Saran yang dapat
diberikan pada praktikum penanaman sayuran dengan teknik vertikultur yaitu
adanya peralatan penunjang untuk perawan tanaman yang ditanam secara teknik
vertikultur karena membutuhkan perawan yang ekstar. Dengan adanya alat – alat
pendukung dapat meningkatkan kualiatas tanamannya dan kegiatan praktikum akan
lebih baik.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim. 1986. Dasar Ilmu
Tanah. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.
Harjadi, N. 2003. Pengantar
Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.
Haryanto B, Suhartini T, Rahayu E. 2006. Sawi Dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta
Lingga. 1986. Pertunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarief, S. 1989. Kesuburan Dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Buana. Bandung.
Suwarsono. 1980. Kesuburan
Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Ipb. Bogor
semoga bermanfaat :)
BalasHapus